Halo, masih bersama saya di sini (ya emang mau di mana lagi?) sebagai owner wordpress pertama saya ini yang sangat amat sederhana, lebih sederhana daripada sepiring nasi ditambah tahu dan tempe. Okay, di postingan kedua ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya selama menjadi role player. Tau role play? Role play itu sebenernya bisa dibilang sebuah permainan, karena di situ ada yang dimainkan dan yang memainkan, Tapi permainan di sini bukan berarti sebuah aplikasi game yang bisa diunduh di smartphone kita. Ini berkaitan erat dengan sosial media. Layaknya kita bermain di dunia sosial media. Hal yang membedekannya hanya identitas kita sendiri. Bisa dibilang kita tidak menggunakan identitas asli, tapi kita menggunakan identitas orang lain (seperti layaknya berakting dalam sebuah drama, kita memerankan seseorang dan kita [se] harus [nya] memperlihatkan sikap yang dimiliki oleh peran yang kita mainkan). Dan 'biasanya' para pengguna role play itu menggunakan identitas idolanya namun ada pula yang menggunakan identitas seseorang yang bukan idolanya. Menurut saya sendiri, tujuan dari role player ini sebenarnya cuma untuk kesenangan semata, layaknya seperti bermain sebuah permainan di saat kita sedang sedih atau bosan dalam kehidupan real kita.
Awal cerita, saya gabung ke dunia role player ini berkat virus-virus yang diedarkan oleh teman saya. Dan disitu saya benar-benar tidak tahu menahu tentang apa itu role player. Dengan ajakan teman saya yang membuat saya penasaran, "Cobain aja deh main RP! Jadi RP itu kita main twitter tapi pake nama artis. Aku kan jadi Yuri SNSD, soalnya yang jadi Yuri di sana tuh cuma sedikit. Kamu gabung deh! Pokonya di sana kita bisa ngobrol-ngobrol gitu sama orang lain yang sebenernya kita gak tau siapa mereka aslinya. Kan semuanya pake nama artis. Dijamin pasti seru dan emang sih awal-awalnya kamu gak akan ngerti. Tapi lama-lama juga kamu bakalan ngerti kok!". Saya penasaran, se-seru apakah role play itu? Pada akhirnya saya gabung ke role player yang di twitter dan saya memilih untuk menjadi salah satu member idola saya, SNSD.
Semua berjalan dengan baik-baik saja. Saya mencari teman untuk bisa diajak mengobrol dan bercanda satu sama lain. Dan saya bersyukur karena pada saat itu para penghuni role player world itu bersikap ramah dan itu yang membuat saya nyaman, dan juga ketagihan. Lalu saya coba mencari sesuatu yang ingin saya ketahui, dan at last saya menemukan sesuatu yang baru saya ketahui. Ternyata ada fanbase (squad) role player yang menampung para membernya yang memiliki keturunan suku Sunda, yang fasih dan yang asli Sunda. "Wah asyik nih!" itu yang ada dipikiran saya saat itu. Dengan menjadi salah satu membernya, kita bisa berinteraksi dengan para 'artis' lain dengan menggunakan bahasa Sunda dengan bebas dan kita juga berinteraksi dengan 'artis' yang 'pemain aslinya' berasal dari tanah Sunda. Akhirnya saya bergabung dalam squad tersebut, dan seperti biasa, saya disambut dengan hangat oleh para membernya dan juga adminnya. Dengan begitu saya pula harus membalasnya dengan baik, saya membalas satu persatu mention yang menyambut kedatangan saya sebagai member baru. Ada salah satu dari mention mereka yang cukup menarik perhatian, dia menyambut saya dengan hangat namun dengan kata-kata yang membuat saya berpikir, "Dia ini pasti orangnya cukup humoris dan friendly". Akhirnya saya membalasnya dengan segala kehumorisan hingga pada akhirnya kita seringkali membalas mention satu sama lain. Semakin lama semakin gila, ya itulah grafik yang tergambarkan pada saat kita bermention ria. Karena saya takut kehilangan segala kepribadiannya yang match dengan saya, akhirnya saya memintanya untuk menjadi bestie-nya (best friend). Karena dalam role play, segala sesuatu hubungan kita dengan pengguna lain lebih baik untuk menggunakan prinsip "penge-sah-an". Dengan adanya hubungan kami ini sebagai sahabat di role player, kita semakin dekat, dekat, dan dekat. Pada akhirnya kita bertukar real identity masing-masing.
Ada salah satu pengguna yang mengatakan bahwa role player itu segalanya adalah kepalsuan. Tapi saya pada waktu itu belum pernah merasakan kepalsuan, kecuali identitas saya sendiri yang sebenarnya memang wajib dilakukan oleh para pengguna role player. Pada suatu saat (pada waktu yang sangat sangat sangat disesali oleh saya pada saat ini), saya bertemu dengan seorang pengguna role player. Hm, mungkinkah saya perlu meceritakannya? Okay secara singkat, saya memiliki sebuah hubungan dengannya di dunia role player dan pada real life bukan suatu hubungan yang sama dengan di role player, hanya mendekati saja. Saya kira hubungan di role player ini baik-baik saja hingga satu persatu mulai terungkap. Apakah kamu mengetahui rasanya terbang ke awan? Itu hal yang sangat indah dan hal itu selalu diinginkan setiap saatnya. Saya merasakan itu, setiap saat dia menerbangkan saya ke awan lalu bekeliling diantara bintang-bintang pada malam hari. Itu sangat indah. Lalu ada saat dimana dia membuat saya memiliki perasaan bahwa "Saya selalu salah". Pada saat itu saya masih berada di atas awan namun tidak dengan berbahagia. Dengan segala jarak ini, saya semakin terpuruk. Karena selalu saja dia membuat gempar. Hingga pada akhirnya saya terjatuh ke dalam bumi. Tapi dia tidak mengetahuinya. Mengapa? Karena saya menjatuhkan diri ke bumi dengan niat untuk tidak menghadapi segala kepalsuan ini lebih dalam. Karena terjatuh di bumi lebih masuk akal dan terbukti keasliannya daripada terbang ke atas awan tanpa sayap, yang pada keadaan sebenarnya kita adalah manusia yang tidak mungkin memiliki sayap dan dapat terbang mengelilingi bintang bintang karena gravitasi bumi tetap ada. Terbang ke atas awan sama dengan melawan gravitasi bumi, apakah hal itu mungkin terjadi? Tidak. Itulah sebabnya saya memilih menjatuhkan diri ke bumi, karena saya memilih keaslian daripada kepalsuan.
Saya berpikir, dia selalu berbohong, memberikan kepalsuan setiap saatnya. Betapa terkejut dan marahnya saya ketika mengetahui jika sebenarnya dia adalah mimpi buruk yang berpenampilan seperti mimpi indah. Lalu saya meng-iya-kan pendapat salah satu pengguna role player tadi yang mengatakan bahwa role player terisi oleh segala kepalsuan. Lalu saya akan membenci role player, sangat membenci dan menyesal telah bergabung. Namun saya berpikir, mungkin emang semua itu adalah kepalsuan tapi pasti ada sesuatu yang asli. Ya, sahabat. Entah mengapa saya merasakan bahwa sahabat saya di role player selalu ada di sisi saya dalam keadaan apapun. Walaupun kita belum pernah bertatapan wajah secara langsung, tetapi saya merasakan segala keasliannya. Di saat saya merasa senang maupun sedih, saya bercerita padanya. Saya merasakan bahwa dia bisa menjadi sahabat saya hingga tua nanti. Kamu tau betapa indahnya melihat aliran air terjun yang deras dan membuat udara sekitarnya menjadi sejuk? Dikelilingi oleh pepohonan hijau nan asri, membuat hati tenang dan nyaman. Inilah kenyamanan yang sebenar-benarnya. Kenapa? Karena ini terjadi di bumi, bukan di atas langit.
Hingga pada akhirnya saya bisa menyimpulkan bahwa permainan role player ini mungkin memang membuat saya kecanduan dan sering membuang waktu dengan sia-sia karena tuntutan kecanduan ini. Memang role player ini sempat membawa saya untuk terbang ke atas langit kepalsuan. Namun di sisi ngatif itu, terdapat sesuatu yang positif dan membuat saya sangat-sangat bersyukur karena telah bertemu role player. Di sana, di dunia palsu itu, saya dapat menemukan banyak arti seorang sahabat. Saya anggap sahabat ajaib karena saya bertemu dengannya di tengah-tengah kepalsuan itu, bukankah itu ajaib?
Dan pada akhirnya juga, saya memilih untuk meninggalkan role player dengan segala kepalsuannya. Dan saya memilih untuk membawa sahabat saya ke kehidupan saya, yang nyata sampai detik ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar